Syaki, seorang anak perempuan berusia lima tahun itu terus memandangi langit-langit kamar yang putih dan tergantung satu lampu yang menerangi seluruh ruangan kamar.
Jam sudah berdetak menuju angka delapan. Malam pun sudah semakin pekat. Tak ada taburan bintang ataupun cahaya rembulan. Mereka bersembunyi di peraduannya setelah awan menutupi langit yang kelam.
Tanah masih terasa basah peninggalan jejak hujan yang mengguyur sejak sore hari. Terasa sejuk dibanding panasnya udara siang hari karena matahari begitu gagah menyinari bumi.
"Kakak kok masih belum tidur?" Tanya Bunda ketika melihat Syaki masih asyik dengan lamunannya.
"Bun, kata Bunda kalau aku masuk surga aku bisa dapet semua yang aku mau?" Ucapnya dengar mata yang berbinar.
"Iya sayang betul sekali." Dengan penuh semangat memberikan keyakinan.
"Kalau begitu aku mau meninggal sekarang aja Bun. Aku mau meninggalnya waktu kecil aja."
"Lho kenapa?" Terheran mendengar ucapan sang anak.
"Aku nanti di surga mau minta mainan yang banyak banget sama Allah." Matanya sambil terus membayangkan apa yang diinginkan.
"Memangnya kenapa kalau meninggalnya nanti aja kalau sudah tua? Kan sama nanti Allah akan memberi apapun yang diinginkan penghuni surga." Perasaan haru seketika menelusup kedalam hati sang Bunda.
"Yah Bunda gimana sih? Kan kalau aku udah jadi nenek-nenek aku udah gak suka mainan lagi donk Bun." Jawabnya tanpa beban.
"___________" Sang bunda rasanya speekless tak tahu harus mengomentari dengan kata-kata yang tepat seperti apa.
"Bunda selalu berharap kapanpun kita meninggal, kita termasuk hamba Allah yang menikmati syurga-Nya ya."
"Amin."
1 komentar
emang anak kecil polos banget ya pikirannya
BalasHapus