Termenung di sebuah pojok ruangan bersama puluhan mainan yang selalu mereka berikan
Menatap nanar ke arah mereka yang sepertinya tak menganggapku ada
Bergeming menanti sebuah sapaan lembut sekadar bertanya hariku
Aku hanya mampu melihat dari kejauhan orang yang kusayangi yang tengah sibuk dengan benda pipih penghubung dunia
Mereka selalu bilang aku yang utama,
Mereka selalu bilang aku buah cinta yang dirindukan
Mereka bilang mereka membanting tulang agar masa depanku cerah
Hanya tangan renta inilah yang selalu ada setiap saat untukku
Menyuapiku kala ku lapar dan haus
Mengajariku Kala ku mulai berjalan dan berbicara
Memelukku kala ku takut
Merawatku kala ku sakit
Tangan renta itu milik seseorang yang selalu kupanggil "Simbok"
Mama.. Papa..
Bolehkah aku memilih tak punya masa depan?
Demi melihat senyummu lebih lama Kala aku berprestasi
Demi merasakan hangatnya berada di dalam dekapmu Kala ku takut
Demi merasakan asyiknya berbincang denganmu tentang hariku, kesukaanku, kekesalanku dan semua hal tentangku
Tuhan.. Berapa lama aku harus berdoa agar kau mengabulkan semua inginku?
Mama.. Papa.. Berapa banyak aku harus menabung agar aku mampu membayarmu mendekapku?
0 komentar