nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Review Buku Cinta 31.000 Kaki Karya dr. Gia Pratama

Melewati fase-fase membosankan menunggu pemulihan pasca caesar membuatku butuh hiburan yang membuat hormon-hormon endorfin meningkat supaya produksi ASI lancar jaya. Rasanya membaca sebuah buku adalah ide yang sangat menyenangkan.

Seringkali mengikuti halaman Instagram seorang dokter muda yang sedang viral dengan sederet edukasi tentang kesehatan dan juga kisah-kisah menarik yang terinspirasi dari kisah kehidupannya, membuatku tertarik untuk membaca buku karyanya. Beliau adalah dr. Gia Pratama.

Daya tarik awalnya membaca setiap tulisan yang diposting terasa ringan namun tetap bermakna, rasanya menjadi "ketagihan" merasa tak puas kalau hanya sekadar membaca dari sederet status yang terbatas. Diantara empat buku yang sudah diterbitkan, aku memutuskan membaca terlebih dahulu novelnya yang berjudul Cinta 31.000 Kaki. 

Deskripsi Buku 

Judul Buku : Cinta 31.000 Kaki Penulis : dr. Gia Pratama
Kategori : Fiksi Indonesia
Tahun Terbit : 2023
Penerbit : PT Mizan Pustaka
ISBN : 978-602-411-325-5
Jumlah Hal : 248 Halaman
Ukuran Buku : 14 x 20,5 cm
Harga Buku : Rp 75.650 
 
Blurb

Wira, anak ke-11 dari 13 bersaudara, anak dari seorang petani yang sangat sederhana menemukan dirinya terjebak dalam labirin perasaan yang tidak dia mengerti ketika bertemu Rani saat usia sekolah dasar. Takjub, kagum, dan terpesona, tidak bisa dijelaskan. Yang dia mengerti adalah bahwa Rani selalu ada di dalam pikirannya.

Terpisah oleh jarak, waktu, dan status sosial, perasaan aneh itu tetap tak tergoyahkan, menunggu? Entah apa yang dinanti. Rani pun tidak pernah tahu siapa dan apa yang sedang Wira jalani. Namun, suatu waktu di akhir SMA, Wira bertemu kembali dengan Rani, lalu mengetahui bahwa dokter dan pilot adalah profesi yang dikagumi gadis itu. Perasaan aneh itu berubah menjadi dorongan, keteguhan, dan ketangguhan. Wira merasa harus menjadi pilot.

Dia mulai mengerti perasaan aneh itu adalah cinta, dan cinta itu setia. Sekarang, Wira menghadapi perjuangan sesungguhnya. Bertarung melawan ribuan orang yang mendaftar menjadi pilot dan bertarung dengan ketidakpastian, apakah cintanya bertepuk sebelah tangan? atau malah mungkin dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan Rani.

Hal yang Berkesan Dalam Novel Cinta 31.000 Kaki

1. Semangat Mengejar Cita-Cita

Cerita berlatar tahun 60'an sampai 90'an ini dibawakan oleh dr Gia dengan diksi ringan yang mudah difahami dengan alur maju mundur. Mengambil latar daerah Tasikmalaya yang berada di Jawa Barat.

Jika dibandingkan dengan tahun sekarang tahun 2024, artinya cerita yang terinspirasi dari kisah nyata ini menceritakan kejadian tiga puluh hingga enam puluh tahun yang lalu. Namun, dr Gia menuliskannya dengan sangat apik sehingga pembaca merasakan seolah-olah hidup pada masa itu.

Karakter Wira begitu sangat menarik dengan kondisi ekonomi keluarga yang terbilang pas-pasan, tapi begitu semangat belajar, hal itu terjadi karena peran penting dari orangtua Wira yang sangat memperhatikan pendidikan terhadap 13 anaknya. Aku rasa keluarga ini termasuk istimewa karena pada tahun tersebut tidak semua orang bisa 'aware' dengan pendidikan.

Scane sedih saat Wira diharapkan oleh orangtuanya akan menjadi seorang dokter suatu saat nanti, keinginan itu diperkuat dengan ucapan Aki Musa yang merupakan orang terpandang di kampungnya yang 'meramal' sejak Wira masih dalam kandungan jika suatu saat nanti dia akan menjadi orang hebat yang akan menyelamatkan banyak orang.

Berkat kepintarannya, harapan tersebut semakin melambung tinggi, meski dalam hatinya sempat terbersit ingin menjadi seorang Pilot yang terinspirasi dari Kang Oyon, Sang Kakak yang sudah bekerja di perusahaan Maskapai Garuda Indonesia.

Berbekal keyakinan belajar siang dan malam untuk masuk sekolah kedokteran tingkat SMA, Wira mengikuti serangkaian test, seolah perjuangannya terbayar, Wira lolos sekolah kedokteran yang diinginkan. Kegembiraan itu berubah menjadi sebuah kegalauan saat mengetahui bahwa biaya yang harus dibayarkan dengan nominal yang tidak sedikit.

Obrolan dengan Sang Ayah di sawah benar-benar memantik rasa kecewa dan marah saat Sang Ayah bilang jika dirinya tak mampu mengusahakan nominal uang tersebut. Namun, Wira berusaha menekan sedalam mungkin perasaan kecewa itu. Hingga tak berapa lama Sang Ayah menhembuskan nafas terakhirnya.

Setelah SMA, Wira mencoba kembali mendaftarkan diri di fakultas kedokteran dengan harapan ada beasiswa, namun memang tak mudah dan sekolah kedokteran itu mahal serta membutuhkan uang yang banyak. Semesta sepertinya tak rela membiarkan Wira, si anak cerdas harus berputus asa begitu saja.

Perjalanannya menuntut ilmu dari SD hingga SMA yang penuh dengan berliku cerita memberinya peluang dengan harapan baru. Kang Oyon datang memberikan secercah harapan jika di kantornya sedang dibuka pendaftaran beasiswa sekolah menjadi pilot. Sebuah perjuangan meraih cita-cita yang indah.

2. Komitmen Seorang Lelaki

Dalam novel ini seperti dalam judulnya tentang cinta, memberikan sebuah pembelajaran tidak hanya sekadar bacaan romansa kosong. Rani, sosok perempuan yang bersemayam kuat dalam hati Wira seolah menjadi pemantik setiap lika liku perjalanan Wira dalam mengerjar mimpi. Cinta pada pandangan pertama seorang Wira terhadap Rani terjadi di usia yang sangat belia bahkan belum lulus dari Sekolah Dasar.

Wira saat itu sedang bermain bersama Denok, 'sahabat' yang selalu menjadi temannya setiap hari setelah lepas dari aktifitas sekolah. Saat sedang bersama Denok, Wira melihat Rani yang sedang duduk cantik di atas delman dengan memakai pita merah yang membuat hati Wira kecil bergetar hebat.

Rani bersama Ua Guru yang merupakan sahabat karib Ayah Wira. Saat itu Wira baru tahu bahwa Ua Guru yang sering bertemu dengannya memiliki anak gadis secantik Rani.

Pertemuan pertama itu memunculkan keinginan agar kembali dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Tak disangka, harapan itu terkabul saat Wira berlatih silat di rumah Aki Musa yang merupakan kakek Rani. Banyak hal 'konyol' terjadi saat Wira berlatih demi menarik perhatian Rani. 

Baru bertemu Rani sebentar, takdir membawa Wira harus melanjutkan SMP di Banjarmasin ikut bersama Kang Oyon demi meringankan beban ekonomi orangtuanya. Hari-hari yang dilalui terasa tak mudah, hal yang menjadi hiburannya adalah menuliskan surat-surat untuk Rani meski tak pernah satu pun dikirimnya.

Masa SMA Wira kembali lagi ke kampung halamannya, harapannya sering bertemu Rani muncul kembali. Namun, naas tak sekali pun harapan itu terwujud sampai pada akhir masa SMA, Wira diundang oleh Ua Guru dalam acara keluarga karena selama SMA Wira tinggal di rumah kost milik Ua Guru.

Saat itulah Wira bertemu dengan Rani. Ada sebuah obrolan yang memantik semangat Wira, bahwa Rani menyukai sosok berseragam yang berprofesi sebagai dokter atau pilot. Cinta berbalut ambisi meraih kesuksesan untuk memantaskan diri hingga saat sukses kelak, cinta yang bersemi bisa tergenggam dengan memberikan kebahagiaan.

Ini menurutku sebuah sebuah sikap romantis, tanggung jawab dan komitmen pembuktian cinta yang luar biasa dimana saat itu belum seperti saat ini yang bisa berkomunikasi setiap saat melalui gawai. Interaksi yang sangat minim tetap membuat rasa cinta mengakar begitu kuat.

Penutup

Menurutku buku ini sangat bagus untuk dibaca para pecinta cerita fiksi dengan genre romansa, namun tetap memiliki nilai pembelajaran. Bukan hanya sekadar kisah roman dari segi alur semata yang tidak memiliki nilai pembelajaran yang bisa dipetik.

Diksi yang indah dan mudah dimengerti, bahkan di saat ada pengunaan bahasa daerah atau bahasa asing tetap bisa difahami dengan adanya bantuan terjemahan yang sudah dituliskan.

Gaya tulisan alur maju mundur dengan sangat pas cara 'penyajiannya' sehingga tetap bisa membayangkan simpul-simpul cerita dari setiap kejadian meski dituliskan dengan bab yang berbeda.

Selamat membaca pecinta literasi.

Related Posts

14 komentar

  1. Aku termasuk pecinta cerita fiksi dengan genre romansa. Paling suka kalau ceritanya banyak makna kehidupan yang bisa diambil wejangan di kehidupan nyata. Aku sekarang lagi baca novel Larung.

    BalasHapus
  2. Wah saya baru tau kalau dokter gia menulis novel. Ngikutin dokter gia di x tapi baru tau sekarang. Apa lagi novel fiksi seperti ini.

    BalasHapus
  3. Membaca novel fiksi apalagi genre romansa lebih banyak menghibur menurutku, sehingga saya kerap memilih genre ini untuk melepas penat terlepas siapapun punulisnya. Terima kasih reviewnya, someday ingin baca juga karya dr Gia

    BalasHapus
  4. Aku suka nih buku cerita fiksi dengan genre romansa yang ngak terlalu berat untuk dibaca, jadi cocok buat menemani me time dan bisa habis dibaca saat itu juga. Kebetulan aku belum pernah baca buku dr. Gia, mengingatkan aku pada Mira W yang juga seorang dokter dan suka menulis novel.

    BalasHapus
  5. Cerita romansa yang seperti ini perlu dibaca oleh anak-anak remaja masa kini. Agar cinta tidak mudah diumbar, namun kuat mengakar. Agar cinta tidak hanya sebuah nafsu belaka, namun pemacu jiwa meraih kesuksesan di masa depan.

    BalasHapus
  6. Kalau ada dokter menulis novel begini saya jadi teringat penulis Marga T yang juga seorang dokter. Menulisnya itu deskriptif banget. Rinci. Jadi bisa membayangkan dunianya.

    BalasHapus
  7. Wah aku suka banget ngikutin tuulisannya dr. Gia di medsos. Aku juga udah baca Perikardia lhooo. Jadi penasaran ama Cinta 31.000 kaki, yang jelas banyak pesan moral di dalamnya. Dengan diksi yang indah pasti ngga bikin bosen.

    BalasHapus
  8. Wah, dokter Gia nulis buku juga? Penasaran dengan isi bukunya
    Aku ngikutin dokter ini di sosial media
    Kontennya seru dan edukatif

    BalasHapus
  9. Memang cowo-cowo berseragam itu jadi 1000x lebih ganteeng!
    Paraah siih.. dan terbukti Wira bisa mewujudkannya, walau sebenernya yang bikin dilematis adalah menjadi pilot bukan cita-cita awalnya kan yaa..
    Hebat siih..
    Konfliknya disini cukup bikin pembaca sampai ikutan galaw.

    Keren penulisnya!

    BalasHapus
  10. Baru tahu kalau dokter Gia ternyata berkarya lewat buku juga. Selama ini seringnya baca tulisan dokter Gia di medsos saja. Menarik rasanya Cinta 31000 kaki ini. Ikut penasaran bagaimana endingnya Wira, apakah sukses menjadi pilot dan mendapatkan cinta Rani nantinya.

    BalasHapus
  11. ngikutin dokter Gia di medsos tapi baru tahu kalau beliau ada bukunya juga, jadi mau baca bukunya deh

    BalasHapus
  12. Masya Allah. Masih bisa menulis novel. Di sela kesibukan nya. Luar. Biasa dokter gia

    BalasHapus
  13. Awww...baca buku romansa seperti ini emang menghibur banget, aku suka....aku suka. Seru mengharu biru, harus baca nih auto masuk wish list ini mana latar belakangnya Tasikmalaya jadi makin penasaran

    BalasHapus
  14. Dokter Gia favoritkuu..termasuk cerita-ceritanya di instagram tentang rumah sakit dengan segala dramanya..pantes ya dok Gia begitu teguh hati, baik dan setia juga plus romantis sebab ayahnya juga seperti itu

    pengen baca juga buku inii..kereen

    BalasHapus