New Logo
Mempertahankan Sesuatu Milik Sendiri


Musim semi siang hari lebih panjang dan suhu pun terasa lebih hangat. sore hari kami mengisi waktu dengan bermain di taman dekat Apartmen. Biasanya sore hari ramai dengan anak anak dan orang dewasa, ada yang bermain beragam wahana permainan, ada yang berolahraga, ada yang sekadar duduk santai menikmati semilir angin sore dan ada juga para ibu-ibu rumpi laiknya ibu-ibu perumahan seperti kita di İndonesia. hehe.. . 

"Duh, pasti ramai nih kalau sore begini." Ucap Syakira saat melihat taman dari kejauhan. "Kenapa ya aku gak begitu suka?" lanjutnya. 

"İya wajar sih, Kakak termasuk orang introvert kan, jadi biasanya lebih nyaman sendiri atau kondisi yang sepi. tapi gak apa-apa kok, bukan berarti gak bisa. kita bisa belajar menyesuaikan diri dengan beragam kondisi. berusaha melatih diri terbiasa dengan kesendirian atau keramaian." Jawabku mencoba menjelaskan. 

Betul saja, sore ini taman begitu ramai. Muiz dan Muadz langsung bergerak ke arena pasir. mereka biasanya senang membuat karya dari pasir seperti membuat istana, rumah, benteng atau lainnya. di sela-sela membuat pasir, mereka berinteraksi dengan anak-anak lain seperti saling meminjamkan mainan atau sama-sama mengambil pasir-pasir yang dibutuhkan sesuai imajinasinya. 

Saat mulai bosan, mereka sejenak menaiki beragam wahana permainan atau berlari saling berkejaran dan tertawa. saat asyik berlarian, ada seorang anak yang mengambil wadah pasir milik Muiz. 

"Lho, itu kan punyaku. kok diambil sih?" tanya Muiz terheran. 

"Ambil aja." ucapku. Dengan sigap, Muadz ikut berlari ke arah anak yang mengambil mainan Muiz.

"Bu benim." (İni punyaku). Ucap Muiz sambil mengambil mainannya. Anak itu memegang erat wadah mainan yang berisi pasir itu terlihat gak mau mengembalikan. Beberapa saat Muiz membantu anak itu membagi pasir yang ditampung dalam wadah.

"Anaknya gak mau kembalikan. Ya udahlah gak apa-apa buat dia aja." keluh Muiz. 

"Ambil aja a, gak apa-apa kamu sedikit memaksa juga, kan udah dari tadi meminta dengan cara baik-baik bahkan berkali-kali." Setelah beberapa saat akhirnya Muiz berhasil memgambil mainannya. 

Suasana kembali kondusif. lagi dan lagi, ada anak lain yang mengambil bola Muadz tanpa izin. Sebelumnya, anak tersebut memang sedang bermain bersama Muadz dan beberapa kali diberikan pinjaman bola. tapi, saat ini anak itu mau membawa pulang bola Muadz tanpa izin dan langsung berlari ke arah luar taman. 

"İh itu kan bola aku. padahal itu mainan kesukaanku." Muadz langsung marah merasa keberatan. Syakira, Muiz dan Muadz dengan segera mengejar anak itu sampai terjadi pertengkaran. Ku lihat ibu anak itu datang menghampiri dan meminta untuk dikembalikan nanti setelah beliau berhasi membujuk. Tak lama kemudian ibunya mengembalikan bola Muad dengan cara dilempar dong dan tanpa ucapan terimakasih. Wkwkwkw

Aku hanya mengamati dari kejauhan. cukup memastikan mereka tetap aman dan ingin melihat sejauh mana interaksi mereka. Setelah sekian waktu, Muiz terliha begitu merasa bersalah. 

"Bunda, padahal gak apa-apa mainan aku dikasihkan aja k anak itu. Tadi dia keliatannya pengen banget deh." ucap muiz bahkan sampai berulang kali dengan rentan waktu berbeda. 

"İya bun, kan nanti kita bisa ambil lagi mainan di rumah." dukung syakira. 

"Bagus sih kalian rela berbagi dengan orang lain. tapi hari ini bunda ingin mengajarkan kalau kalian harus berani mempertahankan apa yang sudah menjadi milik kalian. jadi kalian harus belajar kapan saatnya kalian rela berbagi bahkan untuk barang yang sangat kalian sukai, tapi ada juga saat dimana kalian harus tahu bahwa ada masa-masa harus mempertahankan barang yang kalian miliki meski konsekuensinya harus menghadapi konflik, seperti tadi sampai bertengkar dan diliatin orang banyak."

Sore ini tidak hanya bermain menyenangkan hati, tapi semoga menjadi pembelajaran karakter bagi anak-anak yang akan melekat hingga nanti dewasa. Menjadi orang baik adalah sebuah keharusan, tapi menjadi orang baik dengan cara tepat, aku rasa sebuah karakter yang perlu ditanam dan diasah agar mereka terbiasa. 



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *